Sinar Mas Agribusiness and Food

Ajak Para Pemasok Membangun Citra Positif Industri Sawit Berkelanjutan Melalui Sustainable Development Goals 

JAKARTA – Sinar Mas Agribusiness and Food menggelar forum diskusi SMART SEED (Social and Environmental Excellent Development) yang keempat di Jakarta Jumat 21 September 2018 . SMART SEED bertujuan untuk mengajak para pemasok independen berdiskusi dan berbagi pengetahuan Mengenai praktek perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. 

Untuk tahun ini, forum diskusi tahunan SMART SEED mengambil tema "Mempromosikan Industri Sawit yang Berkelanjutan dalam Upaya Mempercepat Pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs)”. Kelapa sawit merupakan komoditas utama ekspor Indonesia. 

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, di tahun 2017 nilai ekspor produk kelapa sawit (23 milyar Dollar AS) melampaui ekspor migas
Indonesia (15 milyar Dollar) dan jauh diatas ekspor lima komoditas perkebunan Indonesia lainnya seperti karet, kakao, kopi, tebu, dan teh. Namun, saat ini industri kelapa sawit dihadapkan pada tantangan maraknya persepsi negatif diantara para pemangku kepentingan, baik yang berada di dalam maupun di luar Indonesia.

Sebagai salah satu pelaku industri kelapa sawit yang terintegrasi, Sinar Mas Agribusiness and Food mengajak para pemasok untuk membangun citra positif industri sawit yang berkelanjutan dengan membagikan dan menceritakan kontribusi para permasok dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Director of Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC), Mahendra Siregar menjelaskan bahwa kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling memenuhi ekspekatasi kriteria SDGs bila dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Tanpa kelapa sawit akan sangat sulit melakukan pencapaian SDGs dan hal ini bukan hanya untuk Indonesia namun juga untuk seluruh dunia. 

Saat ini Pemerintah Indonesia telah mengambil posisi yang tegas dalam mengambil langkah-langkah tegas untuk memastikan industri sawit tidak mendapatkan diskriminasi dari pasar internasional. 

Sementara itu Agus Purnomo, Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholders Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food menjelaskan bahwa Perusahaan telah melakukan berbagai upaya dalam menerapkan praktek industri sawit yang berkelanjutan yang sejalan dengan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Agus menambahkan bahwa salah satu capaian SDGs perusahaan adalah dalam hal penguatan kemitraan untuk pembangunan berkelanjutan (partnership for the goals). “Melalui kegiatan seperti SMART SEED, program kunjungan dan lokakarya, kami mengajak para pemasok untuk bermitra dan bersama-sama menerapkan praktek berkelanjutan di industri kelapa sawit,” jelasnya.

“Setelah mencapai 100% kemamputelusuran untuk pabrik minyak kelapa sawit milik Perusahaan, kami masih memiliki pekerjaan besar. Kami menargetkan untuk mencapai 100% kemamputelusuran sumber bahan baku pabrik minyak kelapa sawit pihak ketiga pada tahun 2020. Ini merupakan langkah awal yang penting untuk mengenal para pemasok kami, sehingga kami dapat membantu mereka dalam penerapan prinsip dan praktek terbaik industri sawit yang berkelanjutan”, tegas Agus.

Sedangkan Lin Che Wei, Staff ahli Menko Perekonomian menjelaskan bahwa adanya rencana Uni Eropa untuk phasing out biofuel berbasis kelapa sawit pada tahun 2021 adalah berdasarkan alasan-alasan sosial dan lingkungan utamanya kerusakan hutan. Keputusan Uni Eropa ini tidak datang tiba-tiba.

Sudah sejak lama tekanan terhadap impor minyak sawit mendapat tekanan besar, utamanya dengan alasan-alasan lingkungan.Rls


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar